SLIDE 1

GREAT

SLIDE 2

GOOD

SLIDE 3

AMAZING

SLIDE 4

NICE

SLIDE 5

SO SIMPLE

Kamis, 14 Februari 2013

7 Hewan Herbivora Paling Buas dan Berbahaya


1. Celeng Liar

Celeng liar tidak sepenuhnya vegetarian; mereka makan binatang kecil seperti serangga, kadal dan katak (pada kesempatan tertentu), dan tidak akan menolak bangkai . Namun, seperti segala jenis babi lainnya, mereka juga menkonsumsi tanaman. Berat badan jantan mencapai 300 kg (meskipun langka, dapat digambarkan beratnya lebih dari 1 ton) dan memiliki gading besar yang tajam dan dapat membuka dengan mudah untuk merobek perut pemangsa.
Babi liar jantan dewasa dikenal dapat menangkis serigala tanpa bantuan apapun! Betina memiliki taring yang lebih kecil tetapi juga masih sangat berbahaya, terutama ketika mereka memiliki anak babi untuk dilindungi. 2. Kasuari


Kasuari adalah salah satu burung terbesar di dunia. Mereka tinggal di hutan hujan Australia dan New Guinea dan pandai dalam melakukan banyak hal. Sebagai contoh, lambang di atas kepala mereka adalah burung berongga yang digunakan untuk menghasilkan panggilan dengan frekuensi yang sangat rendah untuk berkomunikasi dengan kasuari lain dalam jarak jauh. Hewan ini masuk ke dalam daftar ini karena Kasuari adalah burung paling mematikan di dunia, meskipun pada umumnya mereka memakan buah.
Tetapi ketika diganggu, mereka akan melompat ke udara dengan gaya kung-fu dan menendang musuh dengan cakar kaki dalamnya yang panjang, lurus dan berbentuk seperti keris. Dengan mudahnya mereka mampu mengeluarkan isi perut seorang pria dengan ‘senjata’nya, yang mana telah banyak digunakan tidak hanya menyerang manusia tetapi anjing liar dan bahkan kuda dan sapi!
3. Baboon

Baboon Gelada merupakan monyet yang benar-benar mengesankan, dengan surai yang besar dan wajah datar, unik dan tingal di pegunungan Ethiopia dimana sebagian besar dari mereka makan rerumputan. Biasanya mereka dikenal sebagai hewan yang damai, namun mereka mempunyai ‘senjata’ yang paling menakutkan adalah gigi. Meskipun jarang, mereka pernah menyerang manusia di kebun binatang. Spesie ini dikenal sangat liar dan agresif.
4. Bison

Dengan berat yang mencapai satu ton, banteng Amerika ini adalah salah satu dari dua herbivora berbadan raksasa yang tinggal di Amerika Utara (yang lainnya adalah moose) setelah kepunahan zaman es. Mereka diburu dan hampir punah oleh manusia-manusia zaman sekarang. Namun berkat perlindungan hukum mereka masih bisa ditemukan di taman nasional.
Apa yang kebanyakan orang tidak tahu adalah banteng ini mampu menewaskan wisatawan lebih dari kekuatan beruang dan serigala! Mereka biasanya tidak akan menyerang kecuali jika Anda masuk di ‘wilayah pribadi’ mereka.
5. Gorilla

Setelah simpanse, gorila adalah hewan yang mirip dengan kita, namun tentunya terdapat perbedaan besar antara mereka dan kita. Gorila punggung perak yaitu Sepertiseorang pria dewasa, biasanya pemimpin kelompok gorila, yang beratnya mencapai 200 kilogram/kadang-kadang lebih, dan memiliki kekuatan minimal 10 orang dewasa.
Mereka biasanya vegetarian dan ramah, tetapi jantan dewasa tidak akan ragu untuk menyerang setiap penyusup yang dapat menimbulkan ancaman bagi keluarganya. Dengan ‘senjata’nya yang sangat besar, lengan yang sangat panjang, gigi taring tajam, dan mampu berjalan dua kali lebih cepat dari manusia. Ketika marah, seekor gorila akan sama menakutkannya seperti predator besar.
6. Badak

Ada lima spesies badak di Afrika dan Asia dan mereka semua berbadan besar, tangguh, cepat marah dan berpotensi mematikan. Tanduk mereka terbuat dari rambut, tapi mereka masih sangat berbahaya jika menggunakannya sebagai ‘senjata’ yang dapat menanduk musuh sampai mati. Badak India juga memiliki gigi tajam dan dikenal dengan gigitannya juga. Dan tentu saja, mereka dapat dengan mudah menginjak-injak Anda di bawah badan mereka (dengan berat yang mencapai tiga ton). Pada dasarnya, cara hidupnya dilengkapi dengan kecepatan yang luar biasa.
7. Kerbau Hutan

kerbau mungkin terlihat seperti sapi raksasa, tetapi mereka sebenarnya herbivora tanah yang paling ditakuti di Afrika. Sangat mudah marah, karena itu hewan herbivora yang berkembang di negeri akan diperintah oleh predator yang kuat seperti singa dan hyena, dan dengan demikian mereka tidak punya pilihan selain menjadi makhluk yang kesulitan sendiri.
Dengan badan yang besar, tanduk tajam dan kuku menjadi ‘senjata’ berat yang mematikan, dan mereka adalah salah satu dari beberapa hewan yang akan kembali jatuh ke bantuan seorang “teman”. Jika satu kerbau ditangkap oleh singa atau terluka oleh pemburu, ada kesempatan baik bahwa sisa dari kawanan penyerang akan memungut biaya untuk membantu pasangan mereka.

Crop Circle Ditemukan di Kedalaman 25 Meter Dasar Laut


Sebuah pola melingkar unik seperti “Crop Circle” ditemukan di laut Amami Oshima, selatan Jepang. Seorang fotografer lepas senior, Yoji Ookata, yang telah mendokumentasikan kehidupan bawah laut sejak 50 tahun lalu, mengatakan ini luar biasa.
Menurut Ookata, crop circle ini ditemukan di kedalaman 25 meter di dasar laut. Lingkaran ini berdiameter dua meter dan membentuk pola-pola yang sistematis.Siapa yang menciptakannya? Ookata lalu meminta koleganya di stasiun televisi nasional jepang, NHK, untuk menginvestigasi.

Mereka kembali menyelam ke dasar laut untuk mendokumentasikan hal ajaib yang diklaim baru ditemukan pertama kali itu.Saat tiba di lokasi crop circle itu, Ookata dan tim terkejut mengetahui lingkaran terpola itu diciptakan oleh seekor ikan gembung (pufferfish). “Lingkaran itu digambar dengan siripnya,” ujarnya.
Menurutnya, sang ikan membutuhkan waktu beberapa hari untuk menyelesaikan karya tersebut. Tujuan pembuatan karya ini rupanya untuk memikat ikan gembung betina. Setelah itu mereka berkembang biak, crop circle itu jadi tempat bersarangnya telur-telur mereka.”Semakin tinggi dan rumit pola gundukan lingkaran itu, betina semakin tertarik,” ujarnya.
Penemuan ini mengusik permukaan ilmu tentang laut. Di planet biru yang komposisinya 70 persen dipenuhi air ini, eksplorasi ilmu tentang laut diperkirakan baru mencapai lima persennya saja.

7 Hewan Dengan Kekuatan Listrik yang Mematikan


Semua hewan yang hidup memancarkan muatan listrik selama gerakan otot rutin, meskipun pada kebanyakan hewan, listrik yang dikeluarkan lemah. Hewan-hewan yang akankita bahas di bawah ini bergantung pada kemampuan electroreception biologis mereka dalam memproduksi listrik untuk berburu mangsa, melawan serangan pemangsa dan bahkan navigasi.

1. Peters Ikan Belalai Gajah

Ditemukan di sekitar sungai di Afrika barat dan tengah, ikan ini berwarna gelap. Batang seperti tonjolan dari kepala adalah mulut yang sebenarnya.
Elephantnose fish dilengkapi dengan organ yang menghasilkan listrik khusus, yang terletak di ekor, yang terdiri dari ribuan “kotak seperti sel multi-bernukleus” disebut electroplax (atau electroplaques).
Menurut WetWebMedia.com, dalam keadaan istirahat, masing-masing sel electroplax memiliki muatan negatif di dalam dan muatan positif di luar.
Ketika organ dirangsang melalui kontraksi otot, maka akan menciptakan arus listrik lemah. Dengan demikian,  Elephantnose fish ini mampu mendeteksi berbagai tingkat distorsi dan kemudian dapat membedakan antara predator dan mangsa.

2. Ikan Pari Electric

Seperti belut listrik, hewan ini, juga mampu mengendalikan tegangan di setiap muatan listrik dalam tubuhnya. Organ produksi terletak di kedua sisi kepala dan bersama-sama menghasilkan tegangan listrik sampai 220 volt.Kejutan listrik yang dihasilkan hampir serupa dengan efek jika menjatuhkan pengering rambut ke bak mandi.
3. Hiu Kepala Martil

Dengan ratusan ribu organ electrorecptor (disebut Ampullae dari Lorenzini) di dalam tubuh mereka, hiu ini menjadi satu satunya hiu yang memiliki sensitivitas listrik terbesar yang dapat mendeteksi sinyal dari setengah milyar volt hewan lain. Dan memudahkan dalam mencari mangsa.
Ampullae mendeteksi medan listrik yang dihasilkan oleh hewan bawah air lainnya, sehingga memungkinkan hiu martil untuk memindai pasir dan menggali makan malam dari dasar laut.
Hiu Martil juga dikatakan menggunakan deteksi internal mereka seperti perangkat GPS, membantu untuk menyesuaikan diri dengan mendeteksi arus laut yang bergerak dalam medan magnet bumi.

4. Echidnas

Termasuk anggota dari ordo monotreme, hewan berduri ini memiliki moncong memanjang yang berfungsi baik sebagai mulut dan hidung. Moncong ini juga mengirim sinyal-sinyal listrik yang membantu mereka menemukan serangga untuk di lahap.
Sistem electroreceptive di moncongnya masih kurang kompleks daripada platypuses. Electroreception mereka terbukti berguna meskipun mereka menjadi hewan darat karena moncong mereka terus menerus basah.
Hal ini jauh lebih mudah untuk menghantarkan listrik dalam air daripada di darat, itulah sebabnya mengapa kebanyakan hewan dengan electroreception berasal dari perairan.

5. Electric Skate

Makhluk-makhluk ini menghabiskan sebagian besar waktu mereka di dasar laut (air dingin), menggunakan kemampuan electrosense mereka untuk mengambil medan listrik lemah yang dikeluarkan oleh udang, siput dan kerang kegemaran mereka.
Mulut mereka terletak di bagian bawah tubuh mereka, sehingga lebih mudah untuk mencari makanan. Masing-masing dikembangkan dengan organ bilateral di sepanjang ekor yang menghasilkan sengatan listrik intermiten.
Intensitas shock bervariasi dari spesies ke spesies, tetapi umumnya mereka diberkati dengan daya tahan, yang memungkinkan mereka untuk menahan goncangan cukup lama.
Meskipun mengandalkan diri mereka dengan listrik yang dihasilkan untuk melawan predator, mereka juga menggunakannya sebagai cara untuk mengenali dan berkomunikasi dengan satu sama lain

6. Belut listrik

Paling sering ditemukan di perairan Amerika Selatan, belut listrik menghasilkan listrik lebih dari hewan lain di dunia. Dengan 5.000 sampai 6.000 electroplax! Penelitian menunjukkan bahwa mereka dapat menghasilkan kejutan intermiten tanpa lelah selama satu jam.
Jumlah tenaga listrik yang dihasilkan dengan mudah bisa mematikan bagi manusia dewasa berukuran rata-rata. Namun, sebagian dari apa yang membuat belut listrik sangat unik adalah kemampuannya untuk mengontrol intensitas guncangan mereka.
Belut listrik tidak benar-benar diklasifikasikan sebagai belut, tetapi lebih sebagai ikan.

7. Catfish Electric


Lele air tawar ini asli dari perairan tropis di Afrika. Dengan kemampuan untuk menghasilkan listrik sampai dengan 350 volt yang kira-kira jumlah yang sama yang diperlukan untuk menggerakkan komputer selama 45 menit.

Fakta Mengerikan Tentang Bulan



Usia Bulan:
Usia bulan lebih tua dari yang diperkirakan, bahkan diperkirakan lebih tua daripada bulan dan matahari itu sendiri! Umur Bumi paling tua yang bisa diperkirakan adalah 4.6 Milyar tahun. Sementara itu batuan Bulan malah sudah berumur 5.3 Milyar tahun. Bulan lebih tua 1 milyar tahun ketimbang Bumi!
Lebih keras diatas:
Normalnya sebuah planet akan keras di dalam dan makin lama makin lembut diatas, seperti bumi kita. Tidak demikian hal nya dengan bulan. Bagian dalam bulan seperti berongga, sementara bagian atasnya keras sekeras Titanium. Hal ini lah yang menyebabkan bahwa bulan bagaimanapun juga sangat kuat dan tahan serangan. Kawah terbesar di Bulan berdiameter 300KM, dengan kedalaman hanya 6.4KM. Sementara itu, menurut hitungan ilmuwan, jika batuan yang menubruk bulan tadi, menubruk Bumi, maka akan terbentuk lubang paling tidak sedalam 1.200KM!
Bulan yang berongga juga dibuktikan saat kru Apollo yang meninggalkan Bulan, membuang kembali sisa pesawat yang tidak digunakan kembali ke Bulan . Hasilnya, sebuah gempa dan gema pada permukaan bulan terjadi selama 15 menit. Penemuan ini diulang kembali oleh kru Apollo 13, yang kali ini jatuh lebih keras, menimbulkan gema selama 3 jam 20 menit.
Ibaratnya seperti sedang membunyikan lonceng yang kemudian berdentang, hanya saja karena tidak ada udara, maka suara dentang lonceng yang dihasilkan tidak bisa didengar oleh manusia. Sementara itu, penemuan ini dipertanyakan oleh Carl Sagan, bahwa satelit alamiah nggak mungkin kopong dalam nya.
Bebatuan Bulan:
Asal usul batuan dan debu bulan sendiri tidak jelas, karena perbedaan komposisi pembentuk bulan yang berbeda sekali dengan komposisi batuannya. Batu yang pernah diambil team apollo sebesar 380KG lebih, menunjukkan ada nya bahan unik dan langka seperti Titanium murni, kromium, itrium, dan lain lain. Logam ini sangat keras, tahan panas, anti oksidasi. Jenis logam ini tidak terdapat secara alamiah di alam, dan jelas tidak mungkin terbentuk secara alamiah.
Para ilmuwan juga mengalami kesulitan menembus sisi luar bulan sewaktu mereka mengebor bagian terluar bulan. Setelah di teliti, bagian yang di bor tadi adalah sebuah mineral dengan kandungan titanium, uranium 236 dan neptunium 237. Bahan bahan super keras anti karat, yang juga tidak mungkin terbentuk secara alamiah, karena digunakan di bumi untuk membuat pesawat stealth. Kemungkinan besar, ini logam hasil sepuhan manusia!
Batuan bulan juga entah bagaimana sangat magnetik. Padahal tidak ada medan magnet di Bulan itu sendiri. Berbeda dengan bumi yang banyak sekali mengandung medan magnet.
Air menguap:
Pada 7 Maret 1971, instrumen bulan yang dipasang oleh astronot merekam adanya air melewati permukaan bulan. Uap air tadi bertahan hingga 14 jam dan menutupi permukaan seluas 100 mil persegi.
Ukuran bulan = Matahari?
Bulan bisa menutupi matahari dalam gerhana bulan total, tapi ukurannya tidak sama. Yang menarik, jarak matahari ke bumi persis 395 kali lipat jarak bulan ke bumi, sedangkan diameter matahari persis 395 kali diameter bulan. Pada saat gerhana matahari total, ukuran bumi dan bulan persis sama, sehingga matahari bisa tertutup bulan secara sempurna. Hitungan ini terlalu cermat dan akurat jika hanya merupakan kebetulan astronomi semata.
Orbit yang aneh:
Orbit bulan merupakan satu satunya yang benar benar hampir bulat sempurna dari semua sistem tata surya kita. Berat utama bulan terletak lebih dekat 6000 kaki ketimbang pusat geometris nya, yang harusnya justru mengakibatkan orbit lengkung. Sesuatu yang tidak diketahui telah membuat bulan stabil pada poros nya. Suatu teori yang belum di yakini benar adanya juga mengatakan bahwa wajah bulan yang selalu sama di setiap hari nya karena adanya suatu hal yang menyebabkan itu. Yang pada intinya, tetap suatu kebetulan astronomi.
Asal usul bulan:
Teori bahwa bulan tadinya adalah sebagian dari bumi yang mental keluar bumi karena tumbukan hebat di masa lalu hampir saja di setujui oleh semua orang, setelah sebelumnya mereka mengira bahwa bulan terbentuk dari debu debu angkasa yang mampat menjadi satelit bumi. Belakangan ini teori menyebutkan bahwa jika bagian sebesar bulan terambil dari bumi, maka bumi tidak akan bisa bulat seperti sekarang. Dan jika bulan tidak berongga, maka tidak mungkin bulan bisa berada menjadi satelit bumi. Terlalu berat dan bulan akan menghantam bumi.
Teori teori asal usul bulan kembali dipertanyakan, dan teori paling gila sepanjang sejarah mulai muncul, bahwa bulan diciptakan dengan sengaja oleh manusia terdahulu sebagai alat bantu dalam navigasi dan juga astronomi!
Bulan adalah kapal luar angkasa?
Kesempurnaan bulan yang keterlaluan, dan berbagai anomali yang ada dibulan, plus ditambah banyaknya benda benda terbang tak dikenal di bulan membuat banyak pihak mengatakan bahwa kemungkinan besar bulan adalah sebuah pesawat luar angkasa super besar yang diciptakan oleh mahluk cerdas pendahulu kita. Dan bulan BELUM ditinggalkan oleh penghuni nya! Semua kru Apollo dan astronot astronot lain atau peneliti bulan, semuanya telah melihat cahaya cahya adan benda benda terbang tak dikenal yang lalu lalang diantara bulan, muncul dan hilang begitu saja, bahkan selalu menyertai setiap kedatangan dan kepergian para team astronot yang mengunjungi bulan.
sumber: http://blognyajose.blogspot.com/2010/01/fakta-mengerikan-tentang-bulan.html

Jalan Kaki Hobi Yang Sehat

http://lenterakecil.com/wp-content/uploads/2012/11/jalan-kaki.jpgSetiap orang tentu mempunyai hobi atau kegemaran. Hobi itu bisa bermacam-macam, bahkan kadang-kadang kegemaran tersebut tidak lazim dan dirasa aneh menurut pandangan orang lain. Orang tidak segan mengeluarkan biaya besar hanya karena hobi, meski tidak sedikit pula orang mencari hobi yang murah bahkan gratis, seperti jalan kaki hobi yang sehat.
Orang yang mempunyai kegemaran berjalan kaki, dalam arti tidak untuk mencetak sebuah prestasi, akan merasakan kepuasan tersendiri, terbukti dengan melakukan kegiatan tersebut secara terus menerus. Jalan kaki merupakan olah raga yang murah meriah dan dapat dilakukan siapa saja dalam kondisi fisik yang normal atau mampu.

Jalan Kaki Hobi Yang Sehat

Siapa sangka, untuk hobi jalan kaki ini bila dilakukan secara teratur dan tanpa beban (tidak memaksakan diri) dapat memperpanjang usia. The New England Journal of Medecine menerbitkan sebuah studi tentang jalan kaki hobi yang sehat.  Disebutkan bahwa orang-orang yang terlibat dalam aktivitas jalan kaki dan olah raga yang menggunakan dua ribu kalori atau lebih setiap minggu, mempunyai angka kematian seperempat sampai tigaperempat lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak aktif berolah raga.
Studi yang dilakukan terhadap 17.000 alumni Universitas Halyard tersebut dan terus berlangsung, merupakan salah satu studi yang paling mendetail di bidang kesehatan masyarakat. Juga merupakan salah satu dari beberapa studi yang menyarankan bahwa olah raga jalan kaki secara terus menerus itu protektif masalah kesehatan.
Untuk sebuah kegemaran yang murah meriah dan dapat dilakukan siapa saja, tidak ada salahnya menjadikan olah raga jalan kaki sebagai hobi yang sehat.

5 Obat Pengubah Dunia Kesehatan


zat obat dunia fundamental

5 Obat Pengubah Dunia Kesehatan tersebut adalah:

Insulin
Penemuan insulin tidak diragukan lagi terobosan besar dalam dunia kedokteran. Sebelum ditemukan insulin, banyak penderita diabetes meninggal di usia muda. Fisiolog Rumania Nicolas C. Paulescu mengisolasi zat yang disebut “pancrein,” yang mungkin bernama insulin, pada tahun 1916. Akan tetapi ia direkrut untuk melayani dalam Perang Dunia I, akhirnya mempublikasikan penemuannya pada tahun 1921, meskipun dibayangi oleh rilis laporan Kanada awal tahun berikutnya yang menyebutkan ilmuwan Kanada Sir Frederick G. Banting dan Charles H. Best, bersama dengan rekan-rekan mereka, sering dikaitkan dengan penemuan hormon dan isolasi.
Aspirin
Pada tahun 1899 Farbenfabriken vormals Friedrich Bayer & Co (berganti Bayer AG) memperkenalkan aspirin, pereda rasa sakit terbaru di antara obat dunia yang paling umum digunakan. Sintesis asam asetilsalisilat murni, bahan aktif aspirin ditemukan oleh ahli kimia Bayer, Felix Hoffmann. Namun, beberapa dekade setelah diperkenalkan, mantan kimiawan Bayer, Arthur Eichengrün mengaku telah menemukan proses sintesis senyawa ini sendirian, sedangkan Hoffmann hanya melaksanakan prosedur. Bayer tetap mengklaim bahwa Hoffmann adalah penemu.
Klorpromazin
Pengenalan obat penenang klorpromazin (juga dikenal sebagai Thorazine) pada 1950-an merupakan titik balik dalam psikiatri, yang memunculkan “revolusi psychopharmacological.” Tidak hanya sukses, klorpromazin (tahun 1964 sekitar 50 juta orang telah memakai) namun perkembangannya juga meletakkan dasar bagi generasi selanjutnya yang digunakan dalam pengobatan kecemasan dan depresi. Selain itu, karakterisasi efeknya pada neurotransmitter dan reseptor mereka memberikan wawasan tentang bagaimana impuls diteruskan dari satu neuron ke yang berikutnya di otak, menyebabkan kemajuan besar dalam pemahaman para ilmuwan tentang penyakit mental dan kognisi.
Mechlorethamine
Nitrogen mustard dikembangkan pada tahun 1920 dan 30-an sebagai agen senjata kimia. Pada 1940-an, satu senyawa, HN-2, juga dikenal sebagai mechlorethamine, yang cocok untuk digunakan dalam perang melawan kanker, khususnya terhadap limfoma manusia. Pada tahun 1949 mechlorethamine menjadi obat pertama yang disetujui oleh US Food and Drug Administration untuk pengobatan kanker.
Pil Kontrasepsi
Pada awal 1920-an, ilmuwan Austria Ludwig Haberlandt (meninggal karena bunuh diri pada tahun 1932) menerbitkan laporan yang menunjukkan bahwa hormon dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi yang efektif pada hewan. Meskipun tidak jelas, segera diuji persiapan hormon dalam uji klinis, meskipun mendapat kritik keras dari rekan-rekannya yang menganggap kontrasepsi adalah tabu. Dua dekade sebelum uji klinis lebih lanjut, Uji kontrasepsi hormonal dilakukan pada manusia atas desakan aktivis sosial Margaret Sanger dilakukan lebih lanjut selama dua dekade. Pil Kontrasepsi telah disetujui pada tahun 1960, di Amerika Serikat.

5 Obat Pengubah Dunia Kesehatan di sarikan dari beberapa sumber

"Like a Love That Growth in the Snow" cerita dari Rani Pradnya Swari

Kata Penghantar
Annyong! Chonun Rani imnida. Mau mempersembahkan novel pertama saya. Gomawo readers sudah mau baca. Mianhe ne kalau belum sesuai keinginan readers.
Puji dan syukur saya Panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan novel pertama ini yang diberikan judul “Like a Love That Growth in the Snow”. Terima kasih juga kepada Umma saya yang sudah membantu dalam pengerjaan novel ini.
Novel ini dipersembahkan penulis untuk para remaja pecinta novel di Tanah Air. Novel ini menggunakan tokoh karangan penulis yang asal tokohnya dari Korea menyesuaikan dengan trend remaja masa kini. Dengan sedikit sentuhan romantisme yang diharapkan sesuai dengan kepribadian kaum remaja Indonesia.
Baiklah selamat membaca novel pertama dari penulis. Semoga bisa memberikan sebuah kesenangan tersendiri bagi para pembaca novel saya ini. Gomawo ^^ khamsahamnida

Rani Pradnya Swari










Prolog
“Yak!! Kau anak tak tau diri! Aku yang telah memungutmu, tapi kau tidak sedikit pun membalas kebaikanku! Sekarang pergi kau dari rumahku!” Bentak seorang wanita tua kepada gadis di hadapannya. Dengan air mata yang menggenang dan siap untuk meluncur kepipi putih nan mulus itu, si gadis melangkahkan kakinya keluar.
“Aku harus kuat! Aku tak boleh menangis hanya karena hal seperti ini!” Gadis itu mencoba tegar dengan suara bergetar. Belum seberapa jauh kaki kecil si gadis itu melangkah, badannya terhuyung, gadis mungil itu pingsan. Beberapa orang yang lewat langsung mengerubuninya, “Hei! Siapa anak ini?” “Tidak tahu, kasian sekali dia pingsan di jalan.” “Cepat telepon ambulan!” Perintah salah seorang warga. Tak berselang lama, Ambulan pun datang.

















Chapter I : Penyakit Itu Mulai Muncul
Aku mengerjapkan mataku berulang kali sampai mata ini bisa bersesuai dengan ruangan di sekitarku. ‘Ini pasti rumah sakit’ Batinku. Tak berselang lama seorang suster masuk dan tersenyum padaku, “Selamat pagi. Kau sudah siuman? Syukurlah.” Katanya sembari mendekatiku. Aku terdiam menatapnya, dan dengan segera kududukkan badanku. “Wahh.. Kau sudah bisa duduk? Ini kemajuan pesat.” Katanya ramah dengan senyum yang selalu menghiasi wajahnya. Aku tetap terdiam tanpa memberi respon. “Aku akan memanggilkan dokter untukmu. Kau tunggulah disini beberapa saat!” Perintahnya, dan kemudian Ia telah hilang ditelan pintu itu.
Aku melihat keluar jendela, tetapi suara pintu yang perlahan terbuka membuatku menoleh ke pintu. Aku melihat suster itu berjalan di belakang Dokter yang membawa alat-alat untuk memeriksa keadaanku. “Mianhe, tapi aku harus memeriksa keadaanmu.” Kata dokter yang kutaksir usianya sekitar 40-50 tahun itu. Kemudian dokter itu bertanya “Siapa namamu?” “Yoora.. Kim Yoora.” Aku mengatakannya singkat. Dokter itu tersenyum dan menyuruh suster untuk mencatat namaku. “Baiklah Yoora, cukup pemeriksaannya untuk hari ini.” Kata dokter itu lalu pergi bersama suster itu.
Aku melihat ke luar jendela lagi, ‘Sebenarnya apa ya penyakitku? Ahh Yoora pabo! Kau lupa menanyakan hal penting itu.’ Omelku dalam hati. Setelah beberapa menit melihat keluar jendela, kuputuskan untuk beristirahat sejenak.
“Tok.. tok.. tok..”
Aku membuka mataku perlahan, menoleh kearah pintu dan menemukan sosok dengan jubah putih dan Stetoskop melingkar di lehernya. Ya, dia dokter yang memeriksaku. “Apa penyakitku?” Aku langsung bertanya setelah melihat dokter itu mulai menyuntikkan obat pada infusku. Dia melihat ke arahku dan menjawabnya dengan senyum kecut, “Kau tidak apa-apa. Hanya perlu istirhat sebentar.” Aku yakin dia berbohong, “Nan gwenchana, katakan saja penyakitku.” Kataku datar. Ia menghela nafas panjang sebelum mengatakan penyakitku, “Magh kronis.” Jawab dokter singkat. Aku sebenarnya terkejut, sangat terkejut dengan penyakit yang kuderita ini, “Ohh…” Jawabku singkat pada Dokter. Aku yakin Dokter itu mengetahui perasaanku sekarang ini, biarpun aku tidak menunjukkannya. Aku memalingkan kepalaku kearah jendela dan menghirup nafas panjang untuk menghentikan semua emosiku.
Setelah dokter itu keluar, aku merenungi nasibku. ‘Ibu, Ayah.. Apakah kalian tidak tega melihatku hidup menderita di dunia ini? Kalian ingin mengajakku pergi bersama kalian. Terima kasih ibu, ayah.’ 
Aku kembali melihat kearah luar jendela. Disana butiran salju mulai turun membanjiri bumi. Aku terus menatap salju itu yang perlahan-lahan meleleh, sampai terdengar seseorang membuka kamarku sembari membawa nampan yang berisi makanan. “Annyong. Bagaimana kabarmu? Aku membawakan makanan untukmu.” Kata suster itu tetap dengan senyum manisnya. ‘Untuk apa dia membawakanku makanan? Padahal aku akan mati!’ Pikirku menatap sinis makanan ini. “Selamat makan.” Kata suster itu sambil berjalan meninggalkan ruanganku. Aku menatap makanan itu tanpa menyentuhnya sedikitpun. Akhirnya aku memilih tidur untuk menenangkan diri.
Esoknya aku terbangun sambil meringgis kecil memegangi lambungku yang tak terisi sejak kemarin. Aku mencoba mengendalikan rasa sakit itu, dan ketika itu juga dokter beserta suster itu datang dan membawa beberapa peralatan kedokterannya. Syukurnya aku sudah bisa mengendalikan rasa sakit itu.aku menatap mereka dengan wajah dingin, membiarkan mereka memeriksaku. ‘Percuma saja’ batinku sinis, ‘Aku akan mati! Siapa lagi yang bisa menghentikan kematianku?’ hanya kalimat-kalimat seperti itu yang terlintas di pikiranku.
Dokter itu melihat nampanku yang masih tertata rapi lngkap dengan makanan yang tadi dibawakan oleh suster itu. “Kenapa kau tidak memakannya?” Tanya Dokter itu lembut. “Aku akan mati! Jadi kau tak perlu membawakannya lagi!” Kataku tajam dengan suara yang dingin. Dokter dan suster itu hanya geleng-geleng kepala. “Aku akan menyiapkan makan baru untukmu, Yoora.” Kata suster itu ramah sembari meninggalkan kamarku. Dokter itu menepuk pundakku dan berkata “Masih ada harapan untukmu Kim Yoora. Gunakan kesempatan itu dengan sebaik mungkin.” Aku sama sekali tidak mendapat kekuatan dari kata-kata itu. ‘Semua dokter sama saja!’ Batinku. Lalu Dokter itu pun keluar dari kamarku.

hdyjs.jpg






Chapter II : Aku, Dokter, dan Salju
5 hari sudah aku berada di rumah sakit, dan selama itu pula aku tidak menyentuh makanan yang dibawakan suster kepadaku. Perih sekali rasanya lambungku ini, tapi itulah caraku untuk mempercepat kematianku.
Suster itu kembali lagi dengan membawa jarum suntik dan sebotol cairan yang akan dimasukkan ke dalam tubuhku lewat jarum suntik itu. “Kau benar-benar tidak makan? Ini sudah 5 hari, dan kau hanya makan sebuah apel!” Kata suster itu kaget, “Ingat kau menderita Magh! Tidak baik membiarkan perutmu kosong.” Lanjutnya lagi. Aku menatap dingin kearah suster itu, lalu mengalihkan pandanganku keluar jendela. Aku mendengar suster itu menghela nafas panjang.
“Baiklah sudah selesai.” Kata suster itu merapikan alat-alatnya. Ia bersiap pergi, tapi suster itu berbalik sebentar, “Mulai sekarang kau akan dirawat oleh Dokter pribadimu. Namanya Dokter Kim Hae Joong. Usia kalian cukup dekat, jadi aku berharap hubungan kalian juga bisa lebih dekat.” Kata suster itu sambil tersenyum penuh arti, “Dia juga sangat tampan. Kuharap kau menyukainya.” Lanjutnya lagi. Aku hanya menatapnya dingin tanpa memberikan respon yang menyatakan aku tertarik pada dokter itu.
‘Siapa pun dokternya tak akan pernah membawaku berjalan selain kearah kematian.’ Pikirku sambil tersenyum sinis membayangkan usaha apa saja yang akan dilakukan dokter itu yang pasti tak jauh berbeda dengan dokter sebelumnya.
Pintu yang perlahan-lahan terbuka, tidak membuatku ingin mengetahui siapa yang masuk ke ruanganku. ‘Pasti Suster itu lagi! Ngapain sih sering banget jengukin aku!’ Batinku yang sedikit terusik oleh kedatangan suster itu yang selalu memberikan motivasi hidup padaku yang menurutku itu percuma.
“Annyong.. Kaukah pasien baruku itu?” Tanya seseorang yang belum pernah kudengar suaranya itu. Dengan cepat aku menoleh, dan benar saja disana berdiri seorang namja dengan jubah putih yang menunjukkan dirinya seorang dokter. “Molla.” Jawabku dengan ekspesi wajah yang tetap dingin. “Kau Kim Yoora bukan? Kenalkan aku Jung Hye Joong, tapi kau cukup memanggilku dengan Dokter Jung saja.”
Ia mengedarkan tatapannya keseluruh sudut ruangan ini, matanya berhenti pada satu titik. Aku tahu dia memperhatikan isi nampan yang tidak kusentuh itu, “Kenapa kau tidak makan? Itu tidak baik untuk kesehatanmu.” Kata dokter itu ramah. Aku tidak tertarik pada perbincangan ini, aku mengalihkan pandanganku dan lebih memilih melihat butiran-butiran salju yang turun dari langit. Aku sadar Ia tengah menatapku, “Kau itu seperti salju.” Katanya, spontan membuatku menoleh padanya. “Mian?” tanyaku lirih, “Sikapmu itu sedingin salju, tapi jauh di lubuk hatimu kau lebih rapuh dari sebutir salju itu.” Katanya tanpa menatapku. ‘Enak saja dia mengatakan aku rapuh!’ Batinku tak terima. Baru aku akan membuka mulut, Dokter itu langsung pergi dari kamarku.
“Dokter gila! Baru saja masuk ke kamarku seenaknya saja menceramahiku seperti itu!” Aku marah-marah sendiri. Tapi tak lama, mataku terasa berat dan langsung terpejam.
Pukul 15.00, aku terbangun. Entah kenapa aku sangat ingin menyentuh salju itu. Aku turun dari ranjangku dan berjalan menuju jendela. Aku membuka jendela itu,  “Dingin.” Kataku lirih. Aku menjulurkan tanganku keluar jendela, aku tersenyum gembira. Senyum yang telah hilang semenjak aku ada di rumah sakit ini, entah meng-apa senyum ini muncul lagi.
“Kau cantik. Sangat cantik dengan senyuman itu.” Kata seseorang yang membuat senyumku hilang dan menoleh kearahnya. “Ada apa kau kemari Dokter Jung?” Tanyaku tidak bersahabat. Dia menyunggingkan senyumnya, “Aku dokter pribadimu, jadi sudah kewajibanku menjengukmu setiap saat.” Jawabnya tenang sambil berjalan mendekatiku. “Termasuk berkomentar tentang fisik pasienmu?” tanyaku sinis saat dia sudah di depanku. “Aku hanya berbicara jujur.” Katanya sambil menundukkan kepalanya mendekat ke kepalaku. Aku yakin pipiku sudah berubah dari putih menjadi merah. Aku memejamkan mata sambil menundukkan kepalaku. “Tetaplah tersenyum seperti itu.” Katanya lalu pergi meninggalkanku yang masih terpaku mendengar ucapannya tadi. Tak terasa senyumku kembali mengembang dan aku kembali menjulurkan tanganku keluar jendela, “Gomawo Snow.” Kataku berbisik.









Chapter III : 1000 Burung Origami Untukku
Sore hari setelah aku selesai merasakan dinginnya salju walaupun hanya lewat tanganku, aku duduk di tempat tidur sambil menatap keluar jendela. Tetapi kini bukan tatapan kosong. Aku memperhatikan anak-anak yang tengah bermain di bawah butiran-butiran salju yang turun dari langit. Sampai seorang suster membuka pintu kamarku.
“Halo.. Kau sudah bertemu dengan Dokter Jung?” Tanya suster itu ramah. Aku mengangguk perlahan. “Bagaimana pendapatmu tentangnya?” Kata suster itu dengan senyum menggoda yang penuh arti. Aku tidak berminat membicarakan itu, aku diam dan memalingkan wajahku melihat salju itu lagi.
“Makanlah..” Suster itu membawakanku nampan yang lengkap dengan makanan. Suster itu keluar dengan senyum tetap tersungging di bibirnya. ‘Suster itu tidak lelah tersenyum padaku.. ‘Wae?’ Batinku. Tapi, aku langsung melihat makanan yang dibawakannya. Aku ambil sendoknya dan melahapnya, “Tidak buruk..” Kataku. Aku pun menghabiskannya, ini menjadi makanan pertama yang kucicipi di rumah sakit ini
Satu jam setelah suster itu membawakanku makanan, Ia kembali lagi untuk mlihat nampanku. Aku melihat ekspresi terkejutnya, sangat lucu sampai aku tak bisa menahan untuk tidak tertawa, walaupun hanya senyum yang terlihat di bibirku.
“Apa kau sudah mendapat semangat hidupmu lagi, Yoora?” Tanya suster itu yang tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya karena melihatku mau makan dengan baik. Aku tersenyum tapi tidak menjawab pertanyaan itu. Aku bingung, apakah aku benar-benar akan memiliki semangat hidup lagi atau tidak. “Tetaplah seperti itu.” Kata suster itu tersenyum  dan berjalan meninggalkanku di kamar.
Sekitar 20 menit kemudian, Dokter Jung datang. “Halo. Aku dengar kau sudah mulai makan ne?” Tanyanya dengan senyum mengembang, seolah mengatakan Ia telah berhasil membujukku untuk makan. Aku tersipu dan hanya tersenyum malu, tapi itu hanya beberapa saat sampai aku terbuai lagi dengan salju itu. Dokter Jung melihatku dan berkata, “Ini masih musim salju. Jika sudah berganti akan ku ajak kau pergi ke luar. Kau tidak boleh keluar selagi ada hujan salju seperti ini Kim Yoora.” Kata Dokter sambil membelai kepalaku. Aku menunduk malu dan berusaha menyembunyikan wajahku yang merona merah.
Aku lihat Ia mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya. “Hei. Coba lihat aku bawa apa?” Katanya dengan senyum penuh misteri. Aku langsung melihat ke arah tangannya, kertas lipat! Itulah yang dia ambil dari saku jasnya. Aku mengernyitkan dahiku, “Untuk apa?” Tanyaku dengan wajah yang polos. “Ini untuk membuat origami. Kau tahu? Seni melipat kertas dari jepang.” Katanya menjelaskan padaku. Aku hanya membulatkan mulutku tanda aku mengerti.
Ia menarik kursi di sebelahku lalu duduk. “Ayo kita membuat origami.” Katanya lalu menarik tanganku. Dia memberikan contoh membuat burung padaku, “Ini dilipat kesini. Lalu masukkan dan lipat sperti ini.” Aku tersenyum. Sebenarnya aku bisa membuat origami ini, tapi aku merasa senang ketika Dokter Jung menjelaskan padaku. Akhirnya aku hanya tersenyum manis saat dia menjelaskan padaku cara membuat origami itu. Dia yang melihatku tersenyum, tiba-tiba wajahnya langsung memerah. Ia langsung menyerahkan kertas itu padaku dan kami membuatnya bersama-sama.
Burung origami buatan kami sudah mencapai 200 buah dan kami sudah melakukan ini selama 1 jam. “Dokter aku lelah.” Kataku menyadarkannya dari keseriusannya membut burung yang ke-201. Ia berhenti dan menatapku, “Maaf aku lupa kau juga perlu istirahat.” Aku menatapnya dan bertanya, “Untuk apa kita membuat burung ini?” “Untuk kesembuhanmu.” Jawabnya tenang. Aku menatapnya, “Kau tahu legenda 1000 burung bangau yang bisa menyembuhkan penyakit apapun itu?” Aku mengangguk, “Ini kubuat untuk menyembuhkanmu dari penyakit itu.” Lanjutnya. Seketika tawaku meledak, “Ha ha ha… Dokter kau percaya dengan itu semua?” Tanyaku yang tak bisa mengendalikan tawaku.
Aku masih tertawa saat dia mulai menjelaskan maksud ucapannya itu. Tapi itu tidak cukup untuk menghentikan tawaku. Tawaku baru bisa berhenti ketika aku merasakan ada benda kenyal yang menempel didahiku. Bibirnya! Ya bibirnya menempel didahiku. Aku kaget sampai tidak sadar kalau ciuman tadi telah berakhir.
Ia meninggalkanku yang masih belum sadar dengan ciuman tadi. Setelah beberapa saat tanganku mulai menyentuh dahiku yang tadi diciumnya. Aku jadi tersenyum sendiri karenanya.






Chapter IV : Dokter.. Aku Menyukainya
Sejak hari itu, aku dan dokter menjadi sangat akrab. Kami sering melanjutkan membuat origami bersama di sela waktu istirahatku. Itu membuat aku ingin musim salju ini cepat berganti. Padahal dulu aku sangat menyukai musim ini.
“Tok tok tok..”
Suster mengetuk pintu kamarku dan membawakan makan siang untukku. “Sepertinya kau sudah mulai akrab dengan Dokter Jung. Yak, ceritakan padaku apa yang terjadi antara kalian huh?” Tanya suster itu, yang lebih tepatnya mengintrogasiku. Wajahku merah seketika, “Err… Tidak terjadi apa-apa.” Kataku menegaskan. Suster itu menunjuk wajahku, “Ha ha ha… Wajahmu merah sekali.” Aku yang mendengarnya hanya tersenyum malu. “Kemarikan nampan itu suster. Aku sudah lapar.” Kataku meminta. Ia memberikan makanan yang dibawanya untukku dan meninggalkan kamarku sambil tersenyum menggoda
Aku yang mulai melahap isi nampan itu kembali berpikir. ‘Ciuman itu, apa hanya aku yang merasa berdebar ketika itu terjadi?’ Aku langsung menepis pikiran itu dan hanya terfokus pada makanan di hadapanku.
‘Sreeg…”
Suara pintu yang terbuka membuatku menoleh ke arah pintu itu. Senyumku mengembang ketika tahu siapa yang membuka pintu. Dokter Jung membawa alat-alat dokternya untuk memeriksaku, tak lupa Ia juga membawa kertas origami. “Yak. Keadaanmu sudah mulai membaik.” Ia hanya tersenyum simpul. Aku balas tersenyum, “Apakah kita akan membuat sisa 200 ekor burung dari origami lagi?” Tanyaku antusias. “Tentu saja!” Jawabnya pasti.
Ia mengeluarkan kertasnya dan memberikan kepadaku sebagian. Aku mulai membuatnya, tapi tidak dengan dokter jung. Ia menatapku seperti menatap kekasihnya sendiri. Itu membuatku salah tingkah dan menghentikan kegiatanku melipat kertas, “Ada apa dokter?” Tanyaku. Ia hanya menggelengkan kepalanya,”Saranghae!” katanya tegas membuat jantungku berdegub kencang.
Dokter Jung menaruh kertas bagiannya. Wajahnya mendekat ke arah wajahku yang merah merona karena malu. Aku hanya bisa menutup mata ketika tidak ada lagi jarak yang memisahkan bibirnya dengan dahiku. Ia menciumku untuk yang kedua kalinya. Biarpun begitu, aku tidak bisa menghentikan debaran jantungku yang semakin cepat.
Setelah ia melepaskan bibirnya dari dahiku, ia langsung mengambil kertasnya dan melipatnya dengan cepat. Aku yang hanya melihatnya melipat kertas langsung kembali ke dunia nyata. Aku tersenyum melihatnya berusaha tidak memikirkan ciuman kami tadi, “Na do saranghae.” Kataku yang kuteruskan dengan melipat kertas lagi. Biarpun Dokter Jung terlihat serius, tapi aku tahu ada semburat merah di pipinya yang putih itu.
2 jam kemudian, 1000 burung origami kami telah selesai. Aku terlihat takjub, dan tak lepas menatap hasil karyaku dan Dokter Jung. “Besok tinggal kita rangkai.” Katanya membuyarkan lamunanku. “Terima kasih Dokter.” Kataku dengan senyum manisku, Ia juga tersenyum dan mulai melangkah keluar.
Sepeninggal Dokter Jung, aku menatap keluar jndela, ‘salju. Apa kau tahu perasaanku sekarang?’ batinku.  “Salju, cepatlah berganti. Aku ingin keluar dengan Dokter Jung. Aku tahu kau pasti mengerti.” Kataku sambil tertawa geli. Ya bagaimanapun, aku merasa sperti orang gila yang berbicara dengan salju.
















Chapter V : Tuhan Berikan Aku Hidup Lebih Lama
“APA?! Tapi itu tidak mungkin senior! Ini pasti terjadi salah pemeriksaan!” teriak Dokter Jung di ruang laboratorium. “Tidak ada kesalahan di sini Dokter Jung! Organ dalam tubuhnya memang mengalami kerusakan.” Kata dokter senior itu yang memberi hasil tesnya. “Tapi, Ia tampak sehat senior!” Kata Dokter Jung dengan argument yang masuk akal, “Ia juga mulai menjaga kesehatannya.” Lanjutnya lagi. “Memang sepertinya ia sehat. Tapi, tunggu dan lihatlah. Ia akan mulai mengalami gejala-gejala sperti muntah, sakit di bagian lambung, bahkan yang terparah Ia akan muntah darah, sesak dan mimisan.”Kata dokter senior itu melanjutkan. Tanpa mengatakan apa-apa lagi Dokter Jung keluar dan membanting pintu dengan keras.
Dokter Jung mengunjungi kamar Yoora. Tapi sebelumnya ia hanya mengintip Yoora yang tengah tertidur, akhirnya Ia memutuskan untuk masuk. Dokter Jung duduk di sebelah Yoora yang tertidur nyenyak. Wajahnya terlihat lelah dan sangat tenang. Ia mengelus pipi putih nan lembut milik yoora. Sesekali Dokter Jung tersenyum miris melihat wajah tenang dan tak berdosa milik Yoora. “Maafkan aku Yoora. Aku tak bisa menyelamatkanmu. Aku memang orang bodoh. Kenapa aku mencintaimu saat cinta ini tak bisa bertahan lebih lama di tengah derasnya salju.” Tanpa sadar Dokter Jung menangis. Ia memutuskan untuk keluar sebelum benar-benar membangunkan Yoora.
Yoora yang mendengar suara pintu tertutup pun sadar dari tidurnya. Samar-samar ia melihat bayangan jas Dokter Jung. Yoora terduduk dan berpikir, ‘Kenapa Dokter Jung tidak membangunkanku saja?’
Aku mengerjap-ngerjapkan mataku yang terganggu karena cahaya matahari yang memaksa masuk ke kamarku. Suster masuk ke kamarku. Entah kenapa wajahnya tidak mengukir senyumannya yang biasanya menyejukkan hatiku. Ia menaruh nampannya di depanku dan tersenyum pilu. Aku bingung menatapnya, tapi suster itu malah pergi meninggalkanku.
Beberapa saat setelah aku menghabiskan makananku, tiba-tiba saja aku mual. Aku berjalan menuju kamar mandi dan memumtahkan semua isi perutku, tidak hanya itu perutku terasa perih sekali. Aku keluar dari kamar mandi, ‘Kenapa aku ini? Aneh, tidak biasanya aku begini.’ Aku yang masih menimbang- nimbang apa yang terjadi padaku disadarkan oleh kedatangan Dokter Jung. Dengan cepat Ia menghampiri tem-patku berbaring dan mulai memeriksaku. Dia selesai dengan memeriksaku, lalu menatapku nanar. “Kau baik-baik saja?” Tanyanya dengan suara parau. “Ne. Waeyo dengan tubuhku ini Dokter?” Tanyaku, tapi hanya dibalas dengan gelengan pelan darinya, “Kau tidak apa-apa. Istirahatlah, aku akan membawakan rangkaian burung origami itu untukmu.”
Dia baru akan berjalan keluar, tapi seolah tidak rela kutarik tangannya. “Jangan pergi! Temani aku di sini.” Aku tak tau kenapa tiba-tiba perasaan itu datang. Aku seperti orang ketakutan. Aku merasa ada yang aneh dalam diriku sekarang. Dokter Jung menatapku dengan tatapan sayu, “Baiklah. Sekarang pejamkan matamu.” Ia tersenyum lembut.
Aku merasa ada yang aneh terjadi dalam diriku dibalik ketenangan tidurku. Akhirnya aku terbangun, aku menyentuh hidungku yang sepertinya basah padahal aku tidak sedang flu. Kuangkat tanganku dari hidungku, darah! Waeyo? Tidak terasa bulir-bulir air mata jatuh dari kedua kelopak mataku.
“Sreeg..”
Suster membukan pintu dan membawakanku makanan. Ia agak terkejut melihat darah segar mengalir dari hidungku. Dengan sigap ia mengambil tissue dan membantuku membersihkan darah di hidungku. “Nona Kim Yoora, sepertinya sekarang saya harus membawa anda ke laboratorium untuk di tes lebih lanjut.” Katanya sambil menghela nafas berat. Ia pun menaikkanku ke kursi roda dan membawaku ke ruang laboratorium. Sejujurnya aku sangat membenci ruangan ini, karena bau obatnya sangat menyengat hidungku.
Setelah menjalani beberapa pemeriksaan, aku berhadapan dengan dokter Lee. Dokter Lee adalah dokter yang bertanggung jawab atas laboratorium ini. Aku melihatnya menarik nafas berkali-kali. “Berhentilah melakukan itu! Aku ingin cepat keluar dari ruangan ini.” Kataku yang sukses membuatnya menghentikan aktivitas anehnya itu. Ia menatapku, “Kau sudah siap mendengar penjelasanku? Jangan terlalu terkejut ne?” Aku menganggung cepat, “Nona, organ-organ tubuhmu sudah mencapai tahap kerusakan maksimal. Kami tidak tahu harus membantumu dengan cara apa lagi.” Katanya tenang tapi tegas. Aku membelalakkan mataku, “Tidak! Itu tidak mungkin dokter! Aku sehat-sehat saja!” Entah mengapa aku mulai menangis. Akhirnya suster membawaku kembali ke kamarku.
Di kamar, aku tak berhenti menangis. Sampai Dokter Jung datang, Ia menatapku iba. “Dokter! Aku tidak akan mati kan? Aku akan selalu ada disisimu kan?” kataku memberinya pertanyaan bertubi-tubi. Entah mengapa aku yang dulu senang sekali mengetahui aku akan mati, sekarang berubah dengan ketakutanku akan kematian. Dokter Jung membelai rambutku dan memelukku seakan memberikanku ketenangan. Tapi aku tetap menangis dalam pelukannya. Sampai aku tertidur karena terlalu lelah menangis.
Aku bermimpi, dibawah guyuran hujan salju aku terduduk dan menangis. Aku melihat sosok yang belum pernah kutemui dihidupku. “Apa kau tuhan?” Tanyaku sambil menyeka air mataku. Sosok itu hanya tersenyum dan mengangguk. “Tuhan! Aku mohon, berikan kehidupan itu lagi padaku! Aku ingin hidup lebih lama. Aku mohon Tuhan. berikan aku hidup lebih lama lagi! Aku tak siap meninggalkan semuanya.” Tangisku pecah sambil menyembahnya. “Maaf.” Kata sosok itu, aku mendongakkan kepalaku menatapnya. Ia mulai menjauh dari pandanganku, “Tidak! Jangan pergi!” aku bangun dan berusaha mengejarnya. “Tuhan!! Aku mohon berikan aku hidup lebih lama lagi!”
Aku tersandung dan terjatuh. Aku menangis meraung-raung memohon pada-Nya. “Tuhan. Aku mohon jangan ambil nyawaku.” Aku tetap menangis, sampai aku tersadar dari mimpiku.
Aku mual lagi, padahal aku tidak memakan apapun. Aku berjalan ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutku yang masih tersisa. Sambil sedikit terbatuk-batuk, aku melihat darah di telapak tanganku. “AARRGGHHH!!!” Teriakku frustasi, aku menangis lagi sambil mendudukkan badanku di kamar mandi. “Apa aku memang tak bisa hidup lebih lama lagi?” Tanyaku dengan senyum sinis tersungging di bibirku.














Chapter VI : Still Hug My Body Until Ending of My Life
Sudah seminggu dari hari dimana aku dinyatakan tidak akan bisa hidup lebih lama lagi. Aku sudah lelah berusaha untuk sembuh. Sekarang aku hanya pasrah akan takdirku. Pernah aku berpikir kalau tuhan tidak adil terhadapku, tapi segera kutepis pikiran-pikiran itu.
Dokter Jung sedari tadi menemaniku, Ia memasang 1000 burung origami itu di langit-langit ruanganku. Aku yang sejak tadi memandang wajah tampannya itu mulai mengamati setiap lekukkan yang terukir di wajahnya. Kulitnya yang putih mulus, matanya yang sipit namun memiliki bola mata yang hitam penuh, hidungnya mancung, bibirnya yang merah penuh, dan rambutnya yang berwarna agak pirang  serta poni yang menutup dahinya membuatnya sempurna di mata semua gadis.
Dokter jung meraih tanganku dan menciumnya agak lama. Aku tersenyum, “Yak Dokter! Kenapa wajahmu seprti itu? Bagaimana caramu memberiku semangat hidup jika kau tidak semangat?” kataku dengan senyum meremehkan. Dokter Jung menatapku, “Begitukah caramu menghibur orang?” Nada bicaranya terdengar kesal.
Ia melepas tanganku seolah ingin pergi. Aku menarik tangannya lagi. “Kumohon, jangan pergi. jangan lepaskan tanganku lagi. Aku takut.” Tak terasa tanganku bergetar. Dokter Jung yang menyadari itu langsung memelukku dan menenangkanku. “Tenanglah. Aku akan selalu disampingmu.” Entah mengapa kata-kata itu seolah memberiku kekuatan baru. Dokter Jung menatapku dan mengecup bibirku sebentar.
Tiba-tiba sakit itu kembali menyeruak masuk ke dalam organ tubuhku. Aku meringgis kesakitan di daerah perutku. Tidak hanya itu, aku mulai batuk darah dan mimisan semuanya dilengkapi dengan nafasku yang tersenggal-sengal. Aku yakin pasti wajahku sudah tidak karuan sekarang. Dokter jung terlihat panik, ia membunyikan bel dan memanggil beberapa suster untuk membantunya.
Selang beberapa menit, suster-suster itu datang sambil membawa tabung oksigen serta beberapa peralatan yang diperlukan. Mereka dengan sigap menghentikan pendarahanku lalu memasangkan tabung oksigen. Dokter jung mengambil jarum suntik dan menyuntikkan obat penghilang rasa sakit padaku. Lama-kelamaan rasa sakit itu pun hilang, dan nafasku mulai teratur lagi. Aku melihat dokter jung yang bernafas lega dan segera menyeka keringatnya. Aku menggenggam tangannya dan tersenyum. “Terima kasih.” Mungkin ucapanku terdengar seperti de-sahan, tapi ia tersenyum dan meneteskan air matanya.
Sejak kejadian itu, Dokter Jung tidak pernah meninggalkan kamarku. Ia selalu ada untuk memantau keadaanku. Aku yang tidak nyaman dengan tatapannya langsung menghadapnya, “Bisakah kau berhenti menatapku seperti itu Dokter Jung?” Kataku yang membuatnya tersenyum. “Yak. Apa kau tahu? Besok kita sudah memasuki musim semi?” Tanyanya. Aku mengangguk, “Waeyo?” Tanyaku lagi. Ia menghembuskan nafasnya, “Sebenarnya penyakitmu itu lupa ingatan ya? Kau tidak ingat janjiku?” Tanyanya. Wajahku langsung sumringah, “Kau besok akan mengajakku keluar? Benarkah? Aku jadi tidak sabar.” Ia yang melihatku sangat senang hanya tertawa kecil.
Malam harinya, aku merasakan sakit di sekujur tubuhku. Rasanya aku ingin menangis sekencang-kencangnya. Tapi tubuhku tak mau mendengarkanku. ‘tuhan, kumohon izinkan aku menatap hari esok. Hanya hari esok saja.’ Batinku memohon. Tanpa terasa air mataku mengalir lagi, sampai aku tertidur tak kuat menahan sakitku. Tapi sejujurnya aku tak bisa tertidur. Aku ketakutan dibayangi oleh kematian di depan mata. Dalam hatiku aku terus memohon, ‘Tuhan, beri aku kekuatan untuk menahan penyakit ini. 2 hari. Tidak, besok pun aku bersedia. Asalkan aku bisa bersamanya un-tuk sebentar saja.’ Perlahan-lahan aku tertidur nyenyak.
Besoknya, aku mengerjapkan mataku. Aku gembira. Sangat gembira, tenyata tuhan masih mau mendengarkan hambanya. Sakitku hilang seketika saat Dokter Jung masuk ke ruanganku sambil membawa sebuket bunga mawar putih. “Selamat pagi Princess Yoora. Apakah kau siap berjalan-jalan bersamaku?” Tanyanya dengan senyum menggoda, “Tentu!” Jawabku cepat. Dokter Jung membantuku berdiri, ia memapahku sampai di taman rumah sakit.
Aku menghirup udara musim semi yang sangat menyejukkan. Sama seperti sejuknya hatiku yang sedang berada di dekat dokter jung. Aku menatap sebuah pohon yang cukup besar, dimana waktu musim salju pohon ini menjadi tempat bermain anak-anak. Aku mendekat ke pohon itu dan menyentuhnya.
Seperti ada batu yang jatuh di atas dadaku, aku terjatuh sambil memegang dadaku. Aku tahu, darah sudah mengalir dari hidung dan sudut bibirku. Aku mendengar suara langkah Dokter Jung. Ia berlari menghampiriku dan meletakkan kepalaku dalam dekapannya. Ketika ia akan mebawaku kembali ke kamar, aku menahannya. “He-hentikan! Ja-jangan.. membawaku.. ke-kembali.. ke ka-kamar itu…” Kataku terputus-putus. “Yak! Pabo! Badanmu sudah lemah begini! Kau harus mendapatkan perawatan.” Kata Dokter Jung menitikkan air mata. “Ani-Aniya! Te-tetaplah… di sini.. a-aku tahu.. se-seka..rang .. waktu..ku… su-sudah tiba..” Aku menarik nafas panjang yang sangat berat menurutku.
Tidak! Aku harus mengungkapkannya untuk yang terakhir, ‘Tuhan berikan aku kekuatan. Sedikit saja, hanya sedikit.’ Aku membuka mulutku, “Go.. map…sida.. Dok…ter Jung. Ma-maaf te..lah ba-banyak.. me-merepot..kanmu.. sa-saranghaeyo Jung Hae Joong..” Kata-kata terakhirku, sekaligus penghantarku ke dunia sana. “Na do Saranghaeyo Kim Yoora!” Tangis Dokter Jung pecah menghantar jiwaku ke hadapan Tuhan.





















Epilog
1 tahun kemudian.
Seorang namja membawa sebuket mawar putih dan meletakkannya di atas kuburan yang bertuliskan ‘KIM YOORA’. Namja itu tersenyum, “Yak. Apa kabar chagya? Apa kau sudah menemukan penggantiku? Aku harap kau baik-baik saja di sana.” Namja itu menghela nafas, “Yak! Bantulah aku di sini mencari penggantimu. Kau selalu membuatku membayangkanmu. Itu mengganggu tau.” Lanjutnya sambil tertawa kecil.
Ketika namja itu berbalik, dirasakannya ada sebuah tangan menggenggam tangannya. Namja itu memutar badannya dan menemukan sosok yang telah menghilang dari bumi setahun yang lalu. Sosok itu tersenyum dan menggerakkan bibirnya yang pucat, ‘berjuanglah!’ bisiknya lalu menghilang bersama angin yang berhembus. Namja itu tersenyum, “Tak akan ada yang bisa menggantikanmu di sini Kim Yoora” Ucap namja itu memegang dadanya.
~@ THE END @~












Kim Yoora, gadis sebatang kara yang mengidap penyakit Magh Kronis yang semakin parah setiap harinya bertemu dengan seorang Dokter yang telah membuat hari-harinya jadi lebih hidup. Ia pun berjuang untuk melawan penyakitnya kini dengan di damping oleh Dokter Jung Hae Joong. Bagaimanakah hari-hari Kim Yoora untuk melawan penyakitnya? Berhasilkah Kim Yoora bebas dari penyakitnya dan hidup bahagia dengan Dokter Jung Hae Joong?
Follow Twitter Penulis : @rani_SS